Laporan: Risma Yuniarni, S.Pd (Guru SM3T
Riau)
Ketika saya pertama kali bertugas di
desa sinata distrik asolokobal-wamena kab. Jayawijaya papua, saya merasa sangat
berbeda dengan daerah saya berasal terutama kebersihan anak, bahasa, tata
kesopanan namun disisi lain anak-anak di wamena ini mempunyai sisi malu, sangat
kuat mengangkat barang-barang berat.
Saya merasa bersyukur bisa merasakan
perbedaan anak didik namun disisi lain
orang tuanya tidak peduli apa saja kegiatan yang dilakukan anak disekolah,
orang tua hanya tau anaknya masuk sekolah saja. Saya sebagai guru ingin sekali
orangtua anak didik bisa memperhatikan anaknya masing-masing karena dengan
perhatian, motivasi dari orang tua anak akan lebih berprestasi.
Ketika saya mendengarkan cerita kepala
sekolah TK-SD satu atap inpres megapura bahwa orang tua disini taunya hanya
mensekolahkan anak, bahwa sekolah itu gratis saja namun pratisipasi orangtua
tidak ada. Kepala sekolah berkata” dulu saya berusaha membangun TK Tunas
Harapan ini dengan susah payah, saya sudah mengajukan proposal untuk dana BOS
untuk TK Tunas Harapan namun tidak dapat dana BOS itu, apalagi saya juga
mengajukan proposal untuk buku-buku perpustakaan di SD ini namun sampai
sekarang buku-buku itu tidak kami dapatkan.
Ketika saya mendengarkan cerita kepala
sekolah , saya merasa bersyukur bisa bersekolah disumatra dengan ilmu
pengetahuan banyak, saya juga bersyukur ketika kiriman poster-poster
hewan,sayuran dari riau datang yang menjadi jendela ilmu pengetahuan di Kelas
TK , yang mana anak-anak SD sering sekali ke kelas TK melihat poster-poster
tersebut.
Saya berharap dunia pendidikan di
papua tetap lebih maju dengan didukungnya partisipasi orang tua, tersedianya
buku-buku disetiap perpustakaan sekolah, sarana-prasarana yang lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar